Oleh : Abu Utsman Ash-Shabuni
Demikian juga termasuk madzhab
Ahlus Sunnah wal Jama'ah, bahwa Allah 'azza wa jalla berkehendak atas semua
amal perbuatan hamba-hamba-Nya, yang baik maupun yang jelek.
Tidak ada
seorang pun yang beriman kecuali dengan kehendak-Nya. Dan tidak ada seorangpun
yang kafir kecuali dengan kehendak-Nya. Jika Allah menhendaki, niscaya Allah
jadikan mereka satu umat, sebagaimana firman Allah:
وَلَوْ شَاء رَبُّكَ لآمَنَ مَن فِي الأَرْضِ كُلُّهُمْ
جَمِيعاً
"Dan jikalau
Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya.."(Yuunus:99)
Kalau Allah menghendaki untuk
tidak terjadi kemaksiatan, Allah tidak ciptakan Iblis. Maka kekufuran orang
yang kafir, keimanan orang yang beriman, (keingkaran orang atheis,
tauhidnya ahli tauhid, ketaatan orang yang taat, dan kemaksiatan orang yang
bermaksiat) semuanya terjadi kerena ketentuan, takdir, keinginan dan
kehendak-Nya.
Dan Allah
menghendaki semuanya itu dan menakdirkannya. Namun Allah meridhai keimanan dan
membenci kekufuran dan kemaksiatan. Allah berfirman:
إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ وَلَا
يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
"Jika kamu kafir
maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhai
kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu
kesyukuranmu itu."(Az-Zumaar:7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar dan kunjungannya.
Jangan lupa untuk berkunjung lagi pada kesempatan yang lain.