Oleh: Indro Susanto
Saat musim hujan tiba, curah hujan yang
tinggi menyebabkan sawah para petani terendam banjir sehingga tanaman padi
membusuk. Sebaliknya, pada musim kemarau sawah mereka mengalami kekeringan dan
akhirnya tanaman padi menjadi puso. Akibatnya para petani gagal panen dan
menderita banyak kerugian. Nasib yang kurang beruntung juga dialami oleh para
nelayan. Mereka sering tidak jadi melaut karena adanya gelombang tinggi akibat
badai atau cuaca yang ekstrim. Padahal sebagian besar dari nelayan hanya
mengandalkan pendapatannya dari hasil melaut saja. Begitu pula dengan
masyarakat yang tinggal di sekitar lereng perbukitan yang rumahnya sering
diancam oleh adanya bencana tanah longsor sehingga mereka bisa kehilangan
tempat tinggal dan bahkan kehilangan anggota keluarganya.
Ujian yang menimpa masyarakat miskin ternyata
masih belum berhenti sampai di sini. Mereka masih dihadapkan pada munculnya berbagai
macam penyakit yang ditimbulkan oleh adanya perubahan iklim dan pemanasan
global. Mulai dari penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare,
demam berdarah dengue (DBD), batu ginjal, dan lain-lain. Tingginya biaya
pengobatan membuat masyarakat miskin tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan
secara layak.
Hal inilah yang melatarbelakangi saya untuk
berbagi sedikit informasi mengenai penyakit-penyakit apa saja yang semakin
merebak akibat adanya perubahan iklim serta pengobatan yang murah dan efektif
untuk mengatasinya. Saya akan membagikan pengalaman saya dan hasil penelitian dari
para ilmuwan dalam menangani berbagai penyakit tersebut. Tujuan saya adalah
agar masyarakat, terutama masyarakat miskin atau kurang mampu dapat beradaptasi
terhadap dampak perubahan iklim. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang
ditimbulkan akibat adanya perubahan iklim serta cara murah dan efektif untuk
mengobatinya.
1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Penyakit
yang paling sering menimpa masyarakat akibat adanya perubahan iklim adalah
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Penyakit ISPA terdiri dari
infeksi saluran pernafasan bagian atas dan infeksi saluran pernafasan bagian
bawah. Penyakit ISPA yang banyak dialami
masyarakat adalah infeksi saluran pernafasan bagian atas berupa flu, batuk,
pilek, ataupun radang tenggorokan. Hampir setiap manusia pernah terserang
penyakit ini. Penyakit ISPA ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun polusi
udara.
Data Kementerian
Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit ISPA di Indonesia sepanjang 2007 sampai
2011 mengalami tren kenaikan. Pada 2007 jumlah kasus ISPA berkategori batuk bukan
Pneumonia sebanyak 7.281.411 kasus dan 765.333 kasus Pneumonia, kemudian pada 2011
mencapai 18.790.481 kasus batuk bukan Pneumonia dan 756.577 kasus Pneumonia.
Dewasa ini memang
sering terjadi perubahan suhu yang sangat tajam. Saat siang hari cuaca terasa
sangat panas, tetapi pada malam harinya bisa terasa sangat dingin. Hal ini
berpengaruh terhadap kondisi tubuh manusia. Sering terjadinya perubahan suhu
yang sangat tajam ini menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia.
Akhirnya mereka mudah sekali terserang penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
atau virus seperti flu, batuk, pilek, atau radang tenggorokan.
Penyakit flu, batuk, pilek, dan radang tenggorokan ini memang
paling kerap sekali dirasakan oleh masyarakat, tidak terkecuali penulis. Saya
sudah menjadi langganan terkena penyakit-penyakit ini apabila sistem imun atau
kekebalan tubuh saya menurun akibat perubahan suhu yang drastis. Resep saya
menangani penyakit ini cukup mudah dan murah karena tidak memerlukan biaya yang
mahal. Obat yang saya konsumsi adalah buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia).
Jeruk nipis ini saya peras untuk diambil airnya, ditambah dengan madu, kecap,
atau gula untuk menetralkan asam lalu diminum 2-3 kali sehari.
Gambar Buah
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Menurut
Rasmaliah seorang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas
Sumatera Utara, bahwa pengobatan yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk
mengatasi anaknya yang menderita ISPA adalah dengan memberi obat batuk yang
aman yaitu ramuan tradisional berupa jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan
kecap atau madu ½ sendok teh, diberikan tiga kali sehari. Yoseph Arif Putra dan
kawan-kawan, mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Kristen Marantha, pernah
meneliti tentang aktivitas antimikroba air perasan dan ekstrak etanol buah
jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
terhadap beberapa bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata zona hambat ekstrak etanol buah
jeruk nipis terhadap Streptococcus
pneumonia, Pseudomonas aeruginosa,
Corynebacterium diphtheriae, dan Staphylococcus aureus menunjukkan hasil
sensitif.
Jeruk memang
terkenal kaya dengan vitamin C. Vitamin C ini termasuk antioksidan yang berguna
melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh yang dapat berupa zat polutan,
virus, maupun bakteri. Minum air jeruk nipis yang banyak mengandung vitamin C
sebagai obat penyakit ISPA ini tergolong efektif dan murah sehingga bisa
dijangkau oleh masyarakat miskin atau kurang mampu.
2. Diare
Salah satu
penyakit yang meningkat pada saat terjadinya perubahan iklim adalah penyakit
diare yang penyebab utamanya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Karena adanya perubahan iklim, curah hujan yang
tinggi berpotensi dapat meningkatkan banjir. Saat banjir, sumber air minum
masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan ikut tercemar. Selain
itu, ketika banjir biasanya masyarakat yang rumahnya terendam banjir akan
melakukan pengungsian. Padahal fasilitas dan sarana yang terdapat di
pengungsian masih serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih. Itu semua dapat
menjadi faktor pemicu semakin meningkatnya penyakit diare disertai penularan
yang cepat.
Survei
morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Kementerian Kesehatan dari tahun
2000 s/d 2010 menunjukkan bahwa kasus diare di Indonesia terlihat mempunyai kecenderungan
yang meningkat. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301 per 1000 penduduk, tahun
2003 naik menjadi 374 per 1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 per 1000
penduduk dan tahun 2010 menjadi 411 per 1000 penduduk.
Curah hujan
yang tinggi dan banjir yang disebabkan perubahan iklim memang dapat menyebabkan
munculnya penyakit diare. Penyakit diare ini disebabkan oleh virus, bakteri,
atau parasit. Penyakit diare kadang disertai dengan muntah, badan lemah, panas,
tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran.
Pada tahun
2004 yang lalu, kala itu saya berumur 17 tahun dan masih duduk di bangku kelas
2 SMA, saya pernah terkena sakit diare. Saya sempat tidak masuk sekolah selama
satu minggu. Tentu hal ini menyebabkan saya banyak tertinggal pelajaran di
sekolah.
Pada awalnya
saya hanya merasakan sakit kepala dan masuk angin. Saya pergi ke dokter dengan
diantar oleh ayah pada Minggu sore. Saya disuntik dan diberi obat oleh Pak
Dokter. Ketika telah sampai di rumah, hanya selang waktu kurang lebih satu jam
saya buang air besar (BAB) dalam bentuk cairan alias mencret. Mulai saat itu
saya sering ke belakang untuk BAB. Kondisi ini diperburuk lagi dengan
muntah-muntah. Semakin banyak frekuensi saya pergi ke belakang hanya dalam waktu
selang beberapa menit saja. Saya juga tidak bisa tidur ketika terkena penyakit
ini. Begitu juga ayah saya karena merawat saya.
Pada Selasa
pagi saya diantar lagi oleh ayah untuk pergi ke dokter yang sama. Di tempat
praktik dokter ternyata juga banyak pasien yang berobat dengan penyakit yang
sama dengan yang saya alami. Di sana saya disuntik dan diberi obat lagi.
Setelah itu, penyakit diare saya masih belum kunjung sembuh juga, padahal saya
telah minum obat yang diberikan oleh dokter. Saya masih sering mencret dan
muntah. Sama sekali saya tidak mau makan, hanya minum teh pahit. Badan saya
menjadi agak kurus dan lemas karena pemasukan tidak sesuai dengan yang saya
keluarkan.
Cukup lama
saya diuji dengan sakit diare ini. Bahkan saya ditawari ayah agar dirawat di
rumah sakit. Tetapi saya menolak dirawat di rumah sakit dan lebih memilih
berobat di rumah saja. Hal ini karena biaya rumah sakit yang mahal dan juga
saya agak takut dirawat di situ.
Tiba-tiba saya punya ide untuk minta diberikan kelapa muda (Cocos nucifera) karena mengingat air
kelapa mempunyai banyak manfaat seperti mengganti cairan tubuh, menawarkan
racun, dan melawan bakteri. Kemudian saya minum satu butir air kelapa muda
selama 2 hari, jadi total air kelapa yang saya minum hanya 2 butir saja.
Setelah itu, penyakit saya berangsur-angsur sembuh. Yang mulanya sering BAB cair
dan muntah menjadi berhenti. Nafsu makan menjadi muncul kembali. Setelah satu
minggu terkena sakit diare akhirnya bisa kembali ke sekolah.
Gambar Buah
Kelapa (Cocos nucifera)
Pengobatan
diare selama ini biasa menggunakan oralit. Oralit sebagai larutan rehidrasi
oral yang direkomendasikan oleh WHO mengandung zat natrium klorida 2,6 g/L,
glukosa 13,5 g/L, kalium klorida 1,5 g/L, dan trisodium sitrat 2,9 g/L. Air
kelapa muda sangat baik digunakan sebagai minuman pengganti oralit bagi
penderita diare. Air kelapa mempunyai kandungan gula dan mineral yang lengkap
(kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, tembaga, fosfor, dan sulfur),
sehingga mempunyai potensi yang besar untuk dijadikan sebagai minuman isotonik
yaitu minuman yang memiliki keseimbangan elektrolit seperti cairan dalam tubuh
manusia. Harganya pun terbilang murah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat
miskin yang tidak mampu berobat ke dokter atau rumah sakit yang biayanya sangat
mahal.
3. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Perubahan
iklim yang ditandai dengan meningkatnya intensitas curah hujan dan suhu udara dapat
meningkatkan jumlah kasus penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Salah satu
penyakit yang meningkat tersebut adalah penyakit demam berdarah yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan laporan Direktorat Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), bahwa angka insidens demam berdarah dengue yang
terjadi di Indonesia tahun 2003 sebesar 23,57 per 100.000 penduduk, naik
menjadi 37,11 per 100.000 penduduk pada tahun 2004, dan pada tahun 2007
meningkat menjadi 71,78 per 100.000 penduduk.
Curah hujan
tinggi yang tidak diimbangi dengan adanya sistem drainase yang baik maka akan menyebabkan
terbentuknya genangan-genangan air yang sangat cocok sebagai tempat
perkembangbiakan nyamuk. Peningkatan suhu udara juga dapat mempengaruhi
perkembangan nyamuk Aedes aegypti dengan
mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan dari fase telur menjadi
nyamuk dewasa. Pada suhu 26 derajat Celcius dibutuhkan waktu 25 hari untuk virus
dari saat pertama nyamuk terinfeksi virus sampai dengan virus dengue berada
dalam kelenjar liurnya dan siap untuk disebarkan kepada calon penderita demam
berdarah. Sebaliknya, pada suhu 30 derajat Celcius hanya dibutuhkan waktu yang sangat
singkat yaitu 10 hari. Kondisi iklim yang panas dan lembab saat musim hujan
dapat memperpanjang umur nyamuk Aedes
aegypti.
Pada saat
musim hujan tiba, begitu banyak orang yang terserang oleh penyakit demam
berdarah. Akhirnya tidak sedikit dari mereka yang dilarikan ke rumah sakit.
Sayangnya, para pasien demam berdarah ini sebagian besar berasal dari keluarga
miskin atau kurang mampu. Hal ini disebabkan lingkungan sekitar tempat tinggal
yang kotor karena mereka kurang memperhatikan kebersihan lingkungan.
Obat penyakit demam berdarah ternyata cukup banyak di sekitar
kita. Buah kurma (Phoenix dactylifera)
dan air rebusan daun ubi jalar (Ipomoea
batatas) telah banyak dirasakan efeknya oleh para penderita penyakit ini.
Kedua jenis obat ini telah terbukti dapat meningkatkan kandungan trombosit
dalam darah penderita penyakit demam berdarah.
Gambar Buah
Kurma (Phoenix dactylifera)
Beberapa penelitian tentang penggunaan buah kurma untuk
meningkatkan trombosit darah pernah dilakukan di Indonesia. Berdasarkan hasil
penelitian Ade Yuvita dari Universitas Kristen Maranatha pada tahun 2009
menunjukkan adanya pengaruh efektif dari ekstrak etanol kurma terhadap
peningkatan trombosit darah pada tikus. Penelitian lain dilakukan oleh Ayudya
Oktaviani Putri seorang mahasiswa Keperawatan dari Universitas Pembangunan
Nasional Veteran di Jakarta. Pada tahun 2011, Ayudya meneliti tentang pengaruh
pemberian sari kurma terhadap kenaikan trombosit darah pada 20 pasien demam
berdarah di Rumah Sakit Hosana Medica Bekasi. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa 18 pasien naik trombositnya setelah mengkonsumsi sari kurma.
Gambar Daun Ubi
Jalar (Ipomoea batatas)
Selain buah
kurma, obat yang digunakan untuk penyakit demam berdarah adalah daun ubi jalar.
Daun ubi jalar di Negara Filipina secara turun-temurun telah digunakan untuk mengobati
penyakit demam berdarah. Berdasarkan hasil penelitian Eva Candra Susanti Binti
Suhali seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran dari Universitas Airlangga, menunjukkan
bahwa rebusan air daun ubi jalar meningkatkan jumlah trombosit tikus dari
jumlah normal. Menurut dr. Arijanto Djonosewodjo SpPD, ahli penyakit dalam dan
herbalis di RSUD Dokter Sutomo, Surabaya, bahwa kandungan polifenol dalam daun
ubi jalar berperan sebagai antioksidan untuk memperbaiki sistem imun atau kekebalan
tubuh. Kekebalan tubuh yang terdongkrak mampu melawan virus yang menyerang
tubuh.
Buah kurma
dan daun ubi jalar cukup mudah diperoleh di sekitar kita. Harganya pun bisa
dijangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Oleh karena itu,
masyarakat miskin tidak perlu khawatir lagi jika terkena serangan penyakit demam
berdarah dengue.
4. Batu Ginjal
Meningkatnya
kasus batu ginjal berjalan seiring dengan adanya pemanasan global seperti
temuan terbaru dari peneliti Asosiasi Urologi Amerika (AUA). Tom Brikowski,
seorang profesor ahli Hidrologi di Universitas Texas di Dallas mengatakan bahwa
peristiwa ini terlihat lebih jelas di Amerika. Cuaca yang memanas akan
meningkatkan jumlah penderita batu ginjal, terutama mereka yang tinggal di bagian
selatan Amerika.
Lalu apa
korelasi atau hubungan antara penyakit batu ginjal dengan pemanasan global?
Pemanasan suhu bumi dapat menyebabkan manusia mengalami dehidrasi. Jika tidak
diimbangi dengan banyaknya mengkonsumsi air putih, maka penyaringan darah di dalam
ginjal menjadi kurang lancar. Zat padat yang terdapat dalam darah akan
mengendap di dalam ginjal sehingga dapat membentuk batu ginjal.
Mahalnya
biaya pengobatan batu ginjal ini menjadi masalah yang cukup serius dialami oleh
masyarakat miskin di tengah adanya perubahan iklim bumi sekarang ini. Oleh
sebab itu, masyarakat perlu mengetahui obat yang murah dan mudah diperoleh
untuk penyakit tersebut tetapi cukup efektif dalam mengatasinya. Ayah saya dan
saya sendiri pernah mengalaminya.
Dulu ayah
sering merasakan keluhan sakit di pinggangnya. Lalu ayah memeriksakan diri ke
dokter di Wonogiri. Setelah dilakukan pemeriksaan, ayah terbukti menderita
penyakit batu ginjal. Bolak-balik ayah pergi berobat dari Pacitan ke Wonogiri sehingga
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Setelah berkali-kali berobat, akhirnya
penyakit batu ginjal ayah saya semakin membaik dan jarang merasakan lagi sakit
di bagian pinggang untuk sementara.
Selang
beberapa lama, ayah kadang merasakan keluhan lagi di pinggangnya. Teringat pernah
membaca sebuah tulisan di majalah, maka saya membeli buah jeruk nipis (Citrus
aurantiifolia) di pasar. Ayah sering saya buatkan minuman jeruk nipis
dengan menggunakan air hangat ditambah dengan gula merah. Alhasil, kondisi ayah
menjadi membaik kembali dan jarang merasakan sakit di bagian pinggang.
Keluhan
sakit di bagian pinggang juga pernah saya alami. Hal ini maklum karena air
putih yang saya minum tergolong sedikit. Saat itu, di pagi hari sesudah bangun
tidur pinggang terasa sangat sakit sehingga tubuh susah untuk diajak berdiri.
Pada siang hari, saya berinisiatif untuk membeli buah jeruk manis (Citrus sinensis) di dekat
tempat tinggal saya, walaupun jeruk manis ini kandungan sitratnya tidak sebesar
jeruk nipis. Setelah saya mengkonsumsi buah jeruk manis ini, keluhan sakit
pinggang saya mulai berangsur-angsur sembuh. Setelah tubuh mulai membaik, saya
memutuskan untuk membeli jeruk nipis untuk saya konsumsi.
Sakit
pinggang kadang muncul lagi selang beberapa lama. Saya tidak merasa khawatir
lagi terhadap penyakit ini karena telah mempunyai resep dan pengalaman sendiri.
Minum perasan air jeruk nipis yang saya campur dengan segelas air dan sedikit
gula, telah menjadi resep saya ketika mengalami keluhan sakit di bagian
pinggang. Buah jeruk nipis ini saya bilang tergolong murah dan efektif untuk
mengobati sakit pinggang yang disebabkan oleh adanya batu ginjal.
Selama ini
pengobatan medis dari penyakit batu ginjal menggunakan kalium sitrat yang
harganya cukup mahal. Oleh karena itu,
diperlukan suatu obat alternatif yang murah dan efektif agar bisa dijangkau
oleh masyarakat golongan menengah ke bawah. Hal inilah yang melatarbelakangi
Prof. Dr. Mochammad Sja’bani (Kepala Instalasi Renal RSUP Dr. Sardjito
sekaligus Sekretaris Tim Epidemiologi Klinik dan Biostatika Fakultas Kedokteran
Universitas Gajah Mada Yogyakarta) untuk melakukan penelitian.
Hasil penelitian Prof. Dr. Mochammad Sja’bani menunjukkan
bahwa orang yang sering mengkonsumsi jeruk nipis jarang terkena penyakit batu
ginjal. Prof. Dr. Mochammad Sja’bani
mengungkapkan bahwa buah jeruk nipis mempunyai kandungan sitrat yang tinggi,
sedangkan penderita batu ginjal mempunyai kandungan sitrat yang rendah. Sitrat
ini mempunyai peranan untuk menguraikan senyawa pembentuk batu ginjal.
Penelitian sebelumnya tentang batu ginjal pernah dilakukan oleh Prof. Dr. Sardjito dari
Universitas Gajah Mada Yogyakarta dengan menggunakan daun tempuyung (Sonchus arvensis L). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa batu ginjal berkurang bobotnya setelah direndam dalam air
rebusan daun tempuyung. Memang daun tempuyung ini banyak mengandung kalium yang
dapat menguraikan senyawa pembentuk batu ginjal.
Gambar Daun
Tempuyung (Sonchus
arvensis L)
Penemuan
mengenai pengobatan batu ginjal menggunakan jeruk nipis dan daun tempuyung ini
menjadi kabar gembira bagi masyarakat miskin karena mereka tidak mampu berobat
dengan biaya yang mahal. Buah jeruk nipis maupun daun tempuyung ini sangat
mudah diperoleh. Jeruk nipis bisa kita peroleh di pasar dengan harga yang
relatif murah. Sedangkan daun tempuyung biasa tumbuh liar sebagai gulma di
pekarangan rumah kita.
Perubahan iklim menimbulkan banyak
permasalahan bagi umat manusia. Bagi masyarakat golongan menengah ke atas,
dampak buruk dari perubahan iklim ini memang kurang begitu dirasakan. Tetapi
bagi masyarakat miskin, perubahan iklim menjadi permasalahan yang sangat
serius.
Dampak dari perubahan iklim ini dapat
menimbulkan kesenjangan antara masyarakat golongan menengah ke atas dengan
masyarakat miskin. Padahal masyarakat golongan menengah ke ataslah yang paling
banyak menyumbangkan faktor penyebab dari perubahan iklim tersebut seperti
industri, kendaraan bermotor, sampah, dan lain-lain. Sedangkan kenyataannya
justru masyarakat miskin yang paling banyak menanggung konsekuensi tersebut. Sebagai
contohnya, masyarakat miskin ini tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan
yang layak ketika mereka tertimpa berbagai penyakit akibat perubahan iklim. Oleh
karena itu, diperlukan suatu upaya untuk mengatasi atau mengurangi penderitaan
yang menimpa masyarakat miskin agar mereka dapat beradaptasi di tengah-tengah
perubahan iklim.
Organisasi yang selalu berupaya untuk
mengurangi penderitaan akibat berbagai bencana yang dialami oleh masyarakat
miskin ini salah satunya adalah Oxfam yang didirikan di Oxford Inggris pada
tahun 1942. Oxfam adalah konfederasi Internasional dari tujuh belas organisasi
yang bekerja bersama di 92 negara sebagai bagian dari sebuah gerakan global untuk
perubahan, membangun masa depan yang bebas dari ketidakadilan akibat
kemiskinan. Oxfam mempunyai dedikasi untuk memerangi kemiskinan dan
ketidakadilan di seluruh dunia.
Informasi yang saya sampaikan ini
mudah-mudahan dapat menjadi solusi dalam mengatasi salah satu dari dampak
perubahan iklim yang berupa semakin merebaknya berbagai macam penyakit. Tentu
saja mencegah penyakit itu lebih baik daripada mengobati. Selalu memperhatikan
kebersihan lingkungan dan pola makan yang sehat dapat memperkecil kemungkinan
terkena berbagai penyakit. Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai cara
pengobatan yang murah dan efektif ini, diharapkan masyarakat miskin akan dapat
beradaptasi dengan baik terhadap dampak buruk dari perubahan iklim. Semoga
semua pihak ikut berperan serta dalam membantu mengurangi penderitaan mereka
seperti yang dilakukan oleh Oxfam selama bertahun-tahun ini.
Mohon informasi Referensi Buku tentang penyakit yang ditimbulkan oleh Perubahan IKLIM dapatnya dari mana????Terimakasih
BalasHapus#BerobatKePenang #MedicalTourism
BalasHapusAV-Fistula Surgery (Consultant General & Vascular Surgeon) MYR 3,400.00
#PenginapanGratis
#Jemput-AntarGratis
Visit www.kpjpenang.com
Kontak Pak Amar 081377104538 atau Pak Iqbal +01126557258 (BBM 58ACFAEC)