Antisipasi Gelombang Tsunami, BPBD Target Pasang 15 Titik INATEWS

[ 25/01/2013, 14:39 WIB ]

Sebagai daerah dengan kategori zona merah rawan tsunami, Kabupaten Pacitan membutuhkan banyak alat pendeteksi dini. Meski sebagian wilayah pesisir sudah berdiri peranti Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS) namun jumlahnya masih dirasa belum cukup.


Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Tri Mudjiharto, Jum’at (25/1) menegaskan, masih banyak kawasan pemukiman di bibir pantai yang belum dipasang sarana peringatan dini tersebut. Padahal jika dilihat dari zonasi, paling sedikit dibutuhkan 15 unit.

Sementara, sampai sekarang jumlah peralatan pendeteksi dini yang berdiri baru separuhnya. Atau sebanyak tujuh unit. Tersebar di berbagai kawasan pesisir. Seperti di wilayah Lingkungan Barean dan Cuwik, Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan, Lingkungan Tamperan, Kelurahan Sidoharjo, Desa Hadiwarno dan Sidomulyo (Ngadirojo). Selain daerah-daerah tersebut alat serupa juga akan dipasang pada kawasan-kawasan pemukiman lain yang jaraknya kurang dari 1 kilometer dari bibir pantai.

Tri mengungkapkan, pihaknya memiliki target. Dalam kurun waktu lima tahun harus ada 10 unit INATEWS terpasang. Hanya saja tampaknya target itu bakal terpenuhi sebelum tenggat waktu target. Karena ada bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) maupun Badan Metereologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG).

Setiap unit INATEWS made in BPBD sendiri hanya menghabiskan dana sekitar Rp 35 juta. Sehingga untuk empat unit yang telah diproduksi hanya menelan biaya Rp 140 juta. Bandingkan dengan peralatan serupa bantuan pusat. Di mana per unitnya berharga lebih dari Rp 1 miliar. Tri berharap jumlah 15 unit tersebut dapat terealisasi seluruhnya. (Riz)   

Sumber: http://www.pacitankab.go.id/berita/berita.php?id=1010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar dan kunjungannya.
Jangan lupa untuk berkunjung lagi pada kesempatan yang lain.